ようこそ

ようこそ。。。

Minggu, 06 Januari 2013

Butiran Debu



namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa untuk selamanya
namaku cinta ketika kita bersama
berbagi rasa sepanjang usia
hingga tiba saatnya aku pun melihat
cintaku yang khianat, cintaku berkhianat
aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
aku tenggelam dalam lautan luka dalam
aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
aku tanpamu butiran debu .... (by rumor)



Hai kawan, sudahkah anda menonton film Habibie-Ainun? Bagaimana menurut kalian? Oh ya, ingat adegan ketika Ainun ditanya "kenapa langit berwarna biru?". Masih ingat tidak dengan jawabannya? Yupp, saat itu Ainun dalam film "Habibie-Ainun" menjawab:
"cahaya dan warna adalah gelombang. Masing-masing warna menyerap dan memantulkan panjang gelombang tertentu. Ada yang gelombang panjang dan ada yang gelombang pendek. Atmosfer langit bumi menghamburkan panjang gelombang pendek. Warna biru adalah gelombang pendek dalam spektrum cahaya. Oleh karena itu, langit akan tampak berwarna biru."

Pertanyaan tersebut mengingatkan saya dengan salah satu mata kuliah yang pernah saya dapatkan, yaitu Kimia Fisik. Jawaban yang diberikan oleh Ainun dalam film "Habibie-Ainun" tersebut sedikit berbeda, tetapi intinya sih sama. Waktu itu dosen bertanya: "kenapa saat siang hari langit terlihat berwarna biru, sedangkan saat fajar atau senja langit berwarna jingga?"
Kira-kira kenapa ya? Ada yang tahu? Ah, pasti kalian sudah pada tahu ya....kalian suka membaca, bukan? :D
Apa? Kalian lupa? Oke-oke, tidak usah panik dan stres gara-gara lupa jawabannya. Saya akan mengingatkan kembali alasannya. Jawabannya tidak jauh dari "butiran debu"....eh, kayak judul lagu aja ya...hehe
Fenomena ini tidak jauh dari Sifat-Sifat Optik cahaya dalam sistem koloid. Masih ingat kan dengan Efek Tyndall? Itu loh: "berkas cahaya yang dilewatkan pada sistem koloid ada yang diserap dan ada yang dihamburkan sehingga akan tampak oleh mata. Berkas cahaya yang tampak disebabkan oleh pantulan dan hamburan cahaya oleh permukaan partikel-partikel koloid".
Terus, apa hubungannya  butiran debu dengan warna langit?
Jadi, debu dan polusi udara yang ada di udara (atmosfer) bumi merupakan partikel-partikel koloid (udara digolongkan sebagai dispersi koloid, yaitu padatan yang terdispersi dalam gas). Debu di dekat permukaan bumi berukuran lebih besar daripada debu yang berada pada jarak yang lebih tinggi dari permukaan bumi. Saat fajar atau senja, sinar matahari hampir sejajar dengan permukaan bumi. Partikel debu di sekitar permukaan bumi berukuran lebih besar dan cenderung menghamburkan cahaya pada panjang gelombang (lamda) yang lebih panjang. Warna jingga-merah adalah bagian dari gelombang panjang pada spektrum cahaya. Oleh karena itu, saat fajar atau senja langit cenderung berwarna jingga kemerahan. Sebaliknya, saat siang hari sinar matahari tegak lurus jatuh ke permukaan bumi (matahari tertelak lebih tinggi dari permukaan bumi). Partikel debu yang terletak lebih jauh atau lebih tinggi dari permukaan bumi berukuran lebih kecil dan cenderung menghamburkan cahaya dengan panjang gelombang (lamda) yang pendek. Warna biru adalah bagian dari gelombang pendek pada spektrum cahaya. Oleh karena itu, saat siang hari langit cenderung berwarna biru.
わかりますか。。

Nah sekarang sudah ingat kan kenapa lagit berwarna biru saat siang hari dan berwarna jingga pada saat fajar atau senja?
Jadi, begitulah hubungan antara butiran debu dan warna langit. :D

またね。。。:)

2 komentar: